Medan–Skalanews: Tim Hukum pelatih biliar Sumatera Utara, Chairuddin Aritonang alias Coki, Kamis (30/12), akhirnya mensomasi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Pasalnya, jeweran pertanda sayang versi Edy Rahmayadi yang dipertontonkan saat pertemuan dengan seluruh atlet dan pelatih pada PON XX di Papua itu, menjadi tekanan psikologis bagi Coki dan keluarganya.
Sebagaimana diketahui, tayangan video viral di sosial media itu, Edy Rahmayadi tampak menjewer telinga Coki diiringi tawa undangan, dan menyebut sontoloyo membuat Coki keluar dari aula pertemuan pemberian tali asih kepada para atlet dan pelatih cabang olahraga yang menyumbangkan medali bagi Kontingen PON Sumatera Utara itu.
“Atas kejadian kemarin, klien kami tentu mengalami trauma secara psikologis, bukan saja kepada saudara Chairuddin Aritonang atau Coki pribadi, melainkan keluarga terutama anak beliau yang masih kecil, pastinya akan mengalami traumatik melihat orangtuanya diperlakukan seperti itu”, ucap Teguh Suhada Lubis, SH selaku tim hukum yang mewakili Coki saat jumpa pers, Kamis (30/12) didampingi sejumlah pengacara.
Para pengacara ini menilai perbuatan Edy Rahmayadi berpotensi mengandung akibat hukum.
“Atas dasar fakta-fakta tersebut, maka kami selaku tim hukum juga akan melakukan langkah-langkah hukum. Seperti melakukan teguran hukum berupa somasi, dan sudah dikirimkan kepada Edy Rahmayadi.
Dia juga mengatakan akan ada laporan ke kepolisian. Sebagai penegak hukum kami yakin polisi akan bersikap profesional terhadap sikap, ucapan dan tindakan Gubernur Edy Rahmayadi.
Tidak sebatas itu, Tim Hukum Coki juga mengadukan persoalan dialami klien mereka kepada Menteri Dalam Negeri dan Pimpinan DPRD Sumatera Utara, guna mengupayakan atau menghilangkan trauma psikis bagi Coki dan keluarga sebagai akibat atas tindakan Gubernur tersebut.
Tindakan Edy Rahmayadi juga akan dilaporkan ke MUI terkait tagline Gubernur yang dekat dengan ulama dan umat, agar ulama ikut mengingatkan Gubernur supaya ke depannya tidak menciptakan kegaduhan di ruang publik.
Tentang rencana laporan ke Polda Sumatera Utara, secara diplomatis disampaikan tim hukum menunggu jawaban somasi yang sudah disampaikan.
Sementara itu Chairuddin Aritonang atau Coki dengan terisak sedih mengatakan, bahwa peristiwa tersebut menjadi tekanan psikologis bagi dia dan keluarganya.
“Kejadian ini membuat saya dan keluarga terganggu. Karena banyak telepon dan WA yang menanyakan persoalannya, maka dengan ini saya menyerahkan sepenuhnya kepada tim hukum untuk di carikan solusi terbaik. Apa pun itu saya siap”, ujar Coki tampak sedih. SN-W16