ENTAH apa maksud penamaan bagi buah berduri yang satu ini. Si Musang King, atau leterleknya Raja Musang. Yang jelas, buah ini cenderung tebal, dengan biji yang kempis. “Memiliki warna kuning dengan rasa manis legit yang sedikit pahit,” kata pemiliknya bermarga Manik kepada Skalanews.
Manik mengaku menyisihkan waktunya dari kesibukan sebagai jurnalis, mengelola lahan perkebunan miliknya di Desa Kecupak II, Kecamatan Pergettenggetteng Sengkut (PGGS), Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Dia membumidayakan si Musang King, si Duri Hitam, Kani, Super Tembaga dan jenis lainnya di atas lahan sekitar dua hektare dengan jumlah tanaman sekitar 200 pohon yang rata-rata berusia tanam 2-4 tahun. “Rata-rata dalam satu pohon itu bisa menghasilkan hingga 20 buah disaat musim panen,” kata Manik.
Karena buahnya yang tebal dengan biji kempis, memiliki warna kuning dengan rasa manis legit sedikit pahit tersebut sangat mudah dipasarkan. “Bahkan para pembeli biasanya datang langsung ke kebun,” kata Manik.
Tidak ada yang beda dalam perawatan si Musang King. Sama saja dengan perawatan pohon buah lainnya. “Sebelum berbuah, saat berbuah dan panen harus diberi pupuk agar Durian Musang King terus berbuah sepanjang tahun,” jelasnya.
Menanti panen, umur tanam lebih kurang empat tahun mulai berbuah. Memang dengan perawatan dan bibit yang unggul. “Bibit saya tanam ini berasal dari Medan,” terang Manik.
Menurut Manik, buah dari kebun durian ini sangat menjanjikan. Masyarat di Pakpak Bharat khususnya, jangan ragu untuk menanam Durian unggul si Musang King. “Yang terpenting adalah pemeliharaan, biasanya hanya ditanam begitu dan dibiarkan tanpa asupan pupuk membuat pohon tumbuh kerdil dan lama berbuah,” katanya. SN-W18