Medan-Skalanews | Pendiri Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) Abuya Syekh Haji Amran Waly Al-Kholidi menyampaikan, bahwa Islam itu baru dikatakan tinggi sebagai agama, apabila terdiri dari akidah, keimanan dan keyakinan terhadap sang Khaliq yaitu Allah SWT dan Nabi sebagai Rasul dengan mematuhi perintah serta larangan, berakhlakul karimah, gemar berkasih sayang dengan saling melengkapi sesama manusia lainnya.
“Berangkat dari pemikiran tersebut, Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia terus berjuang lewat dakwah untuk menggapai keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat, baik dalam rumah tangga, masyarakat, bangsa dan negara yang sangat kita cintai ini,” ujar Abuya Syeikh Haji Amran Waly Al-Kholidi, kepada media, selasa (20/6).
Menurut Abuya, selama ini kita sesama umat Islam saling menebarkan fitnah, dengan mengklaim bahwa kelompoknya yang paling baik, paling beriman dan paling taat dalam ibadah serta muamalah, dengan mengatakan kelompok merekalah yang paling mulia.
BACA JUGA: Abuya Syeikh Haji Amran Waly Al-Kholidi Terima Penghargaan
“Kita dapat saksikan, baik ulama, pejabat dan golongan umat Islam lainnya, masih mendasarkan kepada pendapat mereka masing-masing, dan tidak menerima pendapat orang lain yang terkadang tidak didasarkan pada Alquran, Hadits, Sunnah Rasul dan pendapat ulama-ulama yang mu’tabar, baik dari aspek akidah, keimanan dan tasawuf kesufian,” ujar Abuya.
Lebih jauh disampaikan Abuya, jika sikap seperti itu tetap dimiliki umat Islam, maka Islam sebagai rahmatan lil alamin tidak dapat terwujud, akibat sesama umat Islam terjebak dalam pemikiran kelompoknya masing-masing, dan menafikan umat Islam yang lain.
“Jadi apa yang disampaikan Rasulullah dalam Hadits yang diriwayatkan Bukhari, bahwa Islam itu adalah tinggi, dan tidak ditinggikan atasnya, maka karena itu kepada para jamaah tauhid tasawuf saya ingin sampaikan harus berani menyampaikan kebenaran bahwa di antara kita yang berbeda ini tidak ada saling bermusuhan. Karena kita menyakini bahwa Allah SWT itu sebagai Tuhan kita, Rasulullah Muhammad itu Nabi dan Rasul kita sebagai suri teladan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan,” ujar Abuya mengingatkan. * SN-AS