Medan–Skalanews: Ketua Umum Gerakan Mitra Santri Nusantara (Gema Santri Nusa) KH Akhmad Khambali SE MM mengimbau masyarakat dan para ustaz agar jangan mau diadudomba sehingga mudah terpancing dalam konflik yang membawa-bawa nama umat dan agama. Khambali menilai akar permasalahan konflik yang seperti ini acap kali bukan dikarenakan agama tapi karena kepentingan politik.
Pernyataan ini ia lontarkan menyusul sering terjadinya persoalan rumah ibadah dan wakaf rumah ibadah yang membawa label demi umat.
“Saat ini seringkali agama dan umat hanya dipakai untuk bertikai dan penggunanya pemilik kepentingan di luar kepentingan umat dan agama,” uajar Kyai Khambali saat ditemui di Kantor Gema Santri Nusa, Selasa (6/7).
Dia berpendapat pertikaian yang membawa-bawa nama umat dan agama hendaknya segera diusut, apakah benar memang konflik umat atau agama atau ajang kepentingan lain. “Tak jarang, konflik itu sebenarnya adalah konflik ideologi antara segelintir pihak tertentu. Jangan mau diadudomba,” lanjut Khambali.
Menurut Kyai Khambali, Indonesia perlu National Security Act untuk menangkap kejahatan yang berbasis ideologi sejak dini. Jangan kalau sudah jadi teroris baru ditangkap.
Gema Santri meminta peran sentral MUI khususnya di Sumatera Utara sebagai penyejuk kedamaian, keharmonisan, keteduhan dan tempat bersandar serta sebagai tempat Mauidah Hasanah. Jangan sampai MUI lebih bermuatan politis dan pragmatis..
Jangan sampai para ustaz mudah disusupi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan berita hoaks. Sebab berita hoaks itu di buat oleh orang pintar tapi jahat dan disebarluaskan oleh orang baik tapi bodoh. “Perlu kehati-hatian, tabayyun ke pihak yang memahami substansi persoalan,” katanya.
Khambali mengutip sebuah hadits, Rasul pernah bersabda, “Kejahatan yang terorganisir dengan baik, maka akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”. “Kita perlu lebih mewaspadainya,” kata Khambali. SN-ss