Sumut  

Indikasi Cados UINSU Banyak tak Memenuhi Syarat

Indikasi Cados UINSU Banyak tak Memenuhi Syarat
M Nashry, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Deliserdang. Foto:Ist

MedanSkalanews: Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Deliserdang mengindikasikan banyak Calon Dosen (Cados) Tetap Non-PNS Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Tahun 2021 yang tak memenuhi syarat.

“Kelulusan 65 nama Cados UINSU itu terkesan dipaksakan. Karenanya, hemat kami, Menteri Agama sudah selayaknya membatalkan hasil seleksi Cados yang memang sedang bikin heboh warga dunia itu,” kata M Nashry, kepada wartawan, Selasa (30/11) di Medan.

Dia juga mengingatkan, bahwa Rektor UIN Sumut, Prof Dr H Syahrin Harahap MA adalah seorang cendekiawan muslim yang sudah dikenal tingkat nasional apalagi di Sumatera Utara, jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga. “Kita sangat percaya Prof Syahrin akan mengkaji ulang dan membatalkan seleksi, yang sudah terlihat dari tidak ditandatanganinya surat pengumuman kelulusan Cados di UINSU,” ungkap Nashry.

Dia  juga mengingatkan, Prof Syahrin tidak terlalu mengikuti nafsu para pembisiknya, karena bisa merusak tatanan organisasi yang ada di kampus UINSU. “Dalam situasi ini, sangat kental terasa bahwa ada oknum-oknum yang sangat memaksakan kehendak dengan mengabaikan peraturan yang ditetapkan Menteri Agama RI,” ujarnya.

Apagi, kata M Nashry, selain dugaan kentalnya nepotisme dan permainan orang tertentu dalam upaya meluluskan sebagian besar dari 65 nama itu, perlu dilakukan pengecekan data Cados secara benar dan teliti dengan memperhatikan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 844 Tahun 2016, tentang Pedoman Tata Cara Pengangkatan Dosen Tetap Bukan PNS Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.

“Adalah usia tidak melebihi 50 tahun, ijazah dari magister Perguruan Tinggi yang hanya berakreditasi C, hingga Cados yang hanya punya SKTL alias belum punya ijazah, ada yang masih menjabat komisioner di salah satu lembaga Pemilu di tingkat kabupaten, serta yang tidak mempunyai pengalaman mengajar sama sekali,” beber M Nashry.

Dia juga melihat, proses seleksi Cados itu sangat amburadul dan terkesan formalitas belaka. “Jangan-jangan sebagian besar dari 65 orang yang direkomendasikan sebagai Cados BLU itu adalah siapa titipan siapa. Kalau begini, jelas tak memenuhi syarat,” bebernya.

Menurutnya, tanpa perlu diminta Menteri Agama pasti akan membatalkan seleski calon dosen di UINSU, karena dia seorang tokoh muda yang hari ini menjadi panglima tertinggi salah satu organisasi kepemudaan Islam yang sangat menjaga agama dan ulama, tentu tidak akan diam melihat situasi kampus UINSU karena situasi ini sangat menciderai umat muslim.

“Demi menjaga nama baik, kualitas dan kredibilitas UIN Sumut yang konon telah Go Internasional itu, pembatalan hasil seleksi Cados memang menjadi pil pahit yang harus ditelan oleh banyak pihak,” ujarnya. SN-R03 | Rel